Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (31/8/2021), di tengah turunnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) jelang rilis data ketenagakerjaan AS pada periode Agustus 2021.
Mayoritas investor kembali memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan pelemahan imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN. Hanya SBN berjangka panjang dengan tenor 25 dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor dan mengalami penguatan yield-nya.
Yield SBN bertenor 25 tahun naik tipis 0,1 basis poin (bp) ke level 7,195%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun juga naik cenderung tipis 0,4 bp ke level 6,844%.
Sementara itu, yield SBN acuan pemerintah bertenor 10 tahun yang merupakan yield SBN acuan negara kembali turun sebesar 6,4 bp ke level 6,077% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Dari pasar lelang surat utang negara (SUN) pada hari ini, jumlah peminat lelang atau incoming bids kembali melonjak menjadi Rp 116,1 triliun, dari lelang sebelumnya yang digelar pada 18 Agustus lalu mencapai Rp 77,1 triliun.
Melonjaknya kembali incoming bids lelang SUN hari ini disebabkan karena investor menanggapi rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang tetap akan melakukan kebijakan tapering atau pengurangan pembelian obligasi pada tahun ini, meskipun bank sentral terkuat di dunia tersebut tak akan memperketat kebijakan suku bunganya.
Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan perlu lebih banyak tes sebelum kebijakan penaikan suku bunga dijalankan dan dia tidak melihatnya bakal terlaksana tahun ini. Hal ini membuat pelaku pasar yakin bahwa tidak akan ada taper tantrum dalam waktu dekat.
Turunnya yield SBN pada hari ini berbanding terbalik dengan pergerakan yield obligasi acuan pemerintah AS (Treasury) yang bergerak menguat pada pra-pembukaan (pre-opening) perdagangan hari ini waktu setempat.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun terpantau menguat 1,1 bp ke level 1,295% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Senin (30/8/2021) kemarin di level 1,284%.
Data penggajian non-pertanian (non-farming payroll/NFP) AS akan dirilis pada Jumat (3/9/2021) mendatang.
Selain itu, investor juga masih memantau data tenaga kerja AS lainnya. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan 750.000 lowongan kerja terisi pada Agustus dan angka pengangguran anjlok menjadi 5,2%.
The Fed juga terus memantau pemulihan di pasar tenaga kerja untuk mengukur kapan harus memperketat kebijakan moneternya.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Investor Borong SBN, Yield Kembali Melemah, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210831183116-17-272687/investor-borong-sbn-yield-kembali-melemah
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Metal and Alied Products, PT Citra Tubindo Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore awal pekan ini, Senin…
Beritamu.co.id - Haryanto Sofian selaku Direktur Utama PT Perdana Karya Perkasa Tbk (IDX: PKPK)…
Beritamu.co.id - Perawatan kecantikan kini menjadi bagian penting dari keseharian banyak orang, baik dalam…
Beritamu.co.id - Indeks Kospi di Bursa Efek Korea, Seoul, Korea Selatan, melonjak 33,1 poin,…
Beritamu.co.id - Josef Kandiawan selaku Direktur Utama PT Ace Oldfields Tbk (IDX: KUAS) telah…