Jakarta, BeritaMu.co.id – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan laba bersih pada semester I-2021, melonjak 272% setelah sebelumnya mencatatkan kerugian pada periode yang sama 2020. Perusahaan batu bara terbesar ini mencatat laba US$ 90,9 juta pada semester I-2021, sementara pada semester I-2020 perusahaan mencatat kerugian US$ 52,7 juta.
Laba perusahaan dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan dan margin usaha. Berdasarkan keterangan perusahaan, pendapatan semester I-2021 naik 16% menjadi US$ 2,29 miliar dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 1,97 miliar. Sementara margin usaha tercatat meningkat tajam menjadi 16,2% dari sebelumnya sebesar 6,7%.
“BUMI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 90,9 juta, laba yang dapat diatribusikan kepada BUMI sebesar US$ 1,9 juta pada semester I-2021. Dibandingkan rugi bersih sebesar US$ 86,1 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena meningkatnya harga batu bara akibat ketidakseimbangan pasokan global, pandemi, efek, variabel kondisi cuaca, kemacetan infrastruktur dan ketidakpastian politik,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava, Jumat (27/8/2021).
Dia menambahkan, meski masih di tengah pandemi Covid-19 produksi batu bara perusahaan tetap terjaga seperti tahun sebelumnya. Langkah-langkah perlindungan dan keamanan yang ketat telah dilakukan di semua area operasional perusahaan.
Selain itu, BUMI juga mencatat realisasi kenaikan harga batu bara sebesar 20% menjadi US$ 56,2 per ton, dari US$46,9 per ton pada semester I-2020. Hal ini pun berdampak pada kenaikan sebesar 104% pada laba bruto semester ini. Pendapatan Operasional meningkat sebesar 179% menjadi US$ 370,9 juta dibandingkan US$ 132,7 juta tahun lalu.
“Inventori akhir turun menjadi 1,9 juta ton di semester I dari 2,7 juta ton di paruh pertama 2020 untuk mengoptimalkan working capital,” kata dia.
Hingga akhir tahun, produsen batu bara terbesar ini menargetkan produksi sebesar 85-89 juta ton, dengan perkiraan harga rata-rata US$ 58-63 per ton. Hingga semester I, anak usaha perusahaan Kaltim Prima Coal mencatatkan produksi sebesar 29,3 juta ton dan Arutmin Indonesia sebesar 10,7 juta ton.
Perusahaan akan fokus melakukan diversifikasi usaha dalam jangka menengah, melalui hilirisasi batu bara dan produksi emas melalui anak usahanya. Saat ini perusahaan tengah bergabung dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol di area Kaltim Prima Coal.
Proyek ini diperkirakan bisa selesai dan beroperasi pada akhir 2024, dimana KPC berperan sebagai pemasok batu bara. Anak usaha lainnya, yakni Arutmin juga akan melakukan hilirisasi dengan gasifikasi batu bara dan tengah proses studi kelayakan.
“Kami sedang meninjau semua untuk proyek terkait metanol dan hilir lainnya secara terpisah. Kami melihat berbagai ruang di energi hijau, kami juga melihat kemungkinan pembangkit tenaga surya dari KPC dan Pendopo yang menawarkan tenaga hibrida dari KPC,” jelas Dileep kepada BeritaMu.co.id, belum lama ini.
[]
(rah/rah)
Demikian berita mengenai Ini Penyebab Laba BUMI Resources Semester 1 Melonjak 272%, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210827200042-17-271903/ini-penyebab-laba-bumi-resources-semester-1-melonjak-272
Beritamu.co.id - Menteri Koordinator bidang Infrastruktur Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan…
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…