Categories: MARKET

ANALIS MARKET (27/8/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat Terbatas

Beritamu.co.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis, 26/08/2021 kemarin, IHSG ditutup melemah 55 poin atau -0.90% menjadi 6.058. Sektor Keuangan, industri dasar, infrastruktur, property, konsumer siklikal, industrials, transportasi, kesehatan bergerak negatif dan mendominasi penurunan IHSG kali ini. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp274 miliar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 6.032 – 6.110. Potensi koreksi mungkin akan lebih besar hari ini setelah komentar dari pejabat The Fed, ditambah dengan ketegangan geopolitik akan menjadi sebuah penekan pergerakan pasar hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (27/8/2021).

Adapun cerita di akhir pekan ini, akan kita awali dari;

1.GOSIP VS REALITA

Pada malam sebelum acara pertemuan di Jackson Hole yang akan berlangsung pada hari ini pemirsa, tampaknya 3 dari pejabat The Fed mulai mendesak kepada para pembuat kebijakan untuk dapat bergerak lebih cepat untuk mulai melakukan pengurangan pembelian obligasi di pasar, meskipun ada potensi resiko dari Covid 19 yang juga mulai menyebar di Amerika. Ke 3 orang tersebut adalah, Presiden Fed Bank of Dallas, Robert Kaplan, Presiden Fed Kansas City, Ester George, dan St. Louis, James Bullard. Dirinya mengatakan bahwa Kaplan lebih suka kalau The Fed melakukan pengumuman pengurangan pembelian obligasi di pasar pada pertemuan The Fed pada bulan September mendatang, dan mengimplementasikannya pada bulan October. Wow! Begitupun juga dengan James Bullard, dari St. Louis yang meminta untuk dilakukannya pada musim gugur atau selesai kuartal pertama tahun 2022 mendatang. Tambahan personil terakhir adalah Presiden Fed dari Kansas City, Ester George yang juga ikutan mendesak agar pengurangan pertama dilakukan pada tahun ini. Namun yang menariknya adalah, ke 3 orang ini tidak memiliki hak suara untuk melakukan vote pada kebijakan tahun 2021 ini. George mengatakan bahwa dirinya melihat sangat penting untuk memulai, oleh karena itu saya kurang tertarik apabila keputusan pengurangan pembelian obligasi tersebut ditunda. Bullard menambahkan bahwa memang angka Covid 19 tengah mengalami kenaikkan, namun yang pasti dalam beberapa titik, ketika Covid 19 akan mengalami kenaikkan, perekonomian telah belajar dan beradaptasi dengan pandemi ini. Terus terang, meskipun ke 3 orang ini tidak memiliki vote untuk melakukan kebijakan tahun ini, namun yang jelas komentar mereka telah membuat pasar Amerika mengalami penurunan. George dan Bullard sendiri merupakan pejabat yang lebih hawkish terhadap sebuah kebijakan, ditambah dengan data ketenagakerjaan yang lebih kuat. Keduanya juga sudah mendapatkan hak suara pada tahun 2022 mendatang, ketika The Fed akan menetapkan sebuah kebijakan. Namun masalah ketok palu, tentu Om Powell akan menyampaikan sesuatu sesuai dengan pandangan dari dirinya. Entah kita akan mendengarkan hal yang sama terkait dengan substantial? Ataukah justru kita akan mendengarkan sesuatu yang baru dari Powell pada pertemuan di Jackson Hole ini. George sendiri melihat bahwa melihat lebih banyak terhadap fleksibilitas terkait dengan pengurangan pembelian obligasi di pasar, namun yang jelas The Fed harus memulai di tahun ini untuk dapat mengurangi jumlah pembelian obligasi. George menambahkan bahwa perekonomian terus tumbuh pada tingkat yang lebih kuat, namun memang risiko terkait dengan kenaikkan Covid dapat memperlambat pemulihan ekonomi, khususnya dalam sector ketenagakerjaan. Namun George sendiri menyakini bahwa pada titik tersebut, kenaikkan Covid 19 tidak akan merusak perekonomian yang sudah ada saat ini. Sejauh ini sebagian besar pejabat The Fed memang setuju pada bulan lalu untuk mulai memperlambat pembelian obligai meskipun “kapannya itu” menjadi sebuah tanda tanya besar untuk dilakukan. Bullard mengatakan bahwa dirinya lebih suka memulai untuk pengurangan pembelian obligasi pada musim gugur dan menyelesaikan proses pertama pada akhir kuartal pertama, sehingga memberikan kesempatan bagi The Fed untuk melakukan kenaikkan tingkat suku bunga pada awal 2022 apabila diperlukan. Bullard mengatakan ini bukan tanpa sebab pemirsa, karena dirinya khawatir bahwa The Fed akan melakukan lebih banyak kerusakan daripada membantu perekonomian karena khawatir akan ada buble terkait dengan perumahan di Amerika. Kami sudah cukup banyak mendapatkan masalah pada tahun 2000an imbuhnya, karena terlalu berpuas diri dengan sector perumahan. Well, hari ini mungkin pergerakan pasar akan menjadi tidak menentu, baik bagi obligasi dan saham. Volatilitas kemungkinan akan meningkat, sehingga membuat pelaku pasar menjadi wait and see untuk saat ini, meskipun tidak mengurangi animo yang ada saat ini. Ketegangan geopolitik juga akan mencuri perhatian saat ini, jadi tetap hati hati, dan cermati setiap situasi dan kondisi yang ada.

Related Post

2.BATU BARA MASIH MEMABARA

Tren penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik diproyeksi masih tinggi seiring dengan masih terjangkaunya harga produksi listrik. Selain itu, Indonesia pun masih memiliki cukup banyak batu bara yang lebih ekonomis untuk dimanfaatkan. Berdasarkan informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) cadangan batu bara Indonesia saat ini mencapai 38,84 miliar ton. Adapun, rata-rata produksi batu bara sebesar 600 juta ton per tahun, maka umur cadangan batu bara dilaporkan masih bertahan 65 tahun apabila diasumsikan tidak ada penemuan cadangan baru. Selain itu, masih ada sumber daya batu bara yang tercatat ESDM sebesar 143,7 miliar ton. Jika mengacu pada kebutuhan listrik nasional saat ini, biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sekitar Rp600— Rp800/kwh. Adapun, BPP PLN secara umum per Juni 2021 tercatat Rp1.297/kwh. Tidak hanya paling murah, pembangkit listrik berbasis batu bara PLN juga masih menjadi yang terbesar atau mencapai 66,81% dari total 275 Twh per 2020. permintaan batu bara di sejumlah negara masih sangat tinggi. Bahkan, volumenya diperkirakan dapat terus meningkat. Hal itu sejalan dengan laporan International Energy Agency (IEA) baru-baru ini yang memperkirakan konsumsi batu bara global meningkat 2,6% pada 2021, didorong oleh sejumlah negara, seperti China, India, dan Asia Tenggara. Proyeksi tersebut ditopang oleh pemulihan ekonomi yang terjadi, sehingga ada peningkatan permintaan untuk pembangkit listrik dan industri. Adapun, Indonesia saat ini menjadi salah satu produsen dan eksportir utama batu bara di dunia. Pada tahun ini saja produksi ditargetkan mencapai 550 juta ton dengan opsi penambahan 75 juta ton untuk pasar ekspor. Kemampuan tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang yang cukup dominan dalam industri batu bara global.

 


https://pasardana.id/news/2021/8/27/analis-market-2782021-ihsg-memiliki-peluang-bergerak-menguat-terbatas/

Yulia Vera

Recent Posts

ANALIS MARKET (26/11/2024) : Ada Potensi Peningkatan Demand SBN Berdenominasi Rupiah

Beritamu.co.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN)…

29 mins ago

ANALIS MARKET (26/11/2024) : IHSG Diperkirakan Cenderung Menguat

Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (25/11), IHSG ditutup menguat…

60 mins ago

Wall Street Menguat Dipicu Penunjukan Bessent

Beritamu.co.id - Wall Street menguat pada Senin (25/11/2024) dipicu penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri…

2 hours ago

BEI Ingatkan Jadwal Delisting Efek Waran MMIX-W

Beritamu.co.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis Pengumuman BEI sehubungan Jadwal Penghapusan (Delisting) Efek…

2 hours ago

OJK Terus Buru Rekening Yang Terafiliasi Judi Online

Beritamu.co.id - Rekening yang terafiliasi dengan judi online (Judol) akan terus menjadi incaran Otoritas…

3 hours ago

Wamenkop Gandeng Kisel Lakukan Transformasi Koperasi Berbasis Teknologi

Beritamu.co.id-Kementerian Koperasi (Kemenkop) mengajak Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel) untuk terlibat dalam upaya transformasi koperasi…

3 hours ago