Jakarta, BeritaMu.co.id – Harga emas dunia mampu mencatat penguatan 0,1% pada pekan lalu ke US$ 1.780,86/troy ons, padahal isu tapering sedang panas-panasnya.
Tapering merupakan musuh utama emas saat ini, pernah terjadi pada tahun 2013, emas ketika itu masuk dalam tren menurun hingga tahun 2015. Dari rekor tertinggi saat itu yang dicapai September 2011, emas dunia ambrol hingga 45%.
Tapering bahkan tidak sekedar isu tetapi keluar langsung dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed). Risalah rapat kebijakan moneter The Fed edisi Juli yang dirilis pekan lalu menunjukkan peluang tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) di tahun ini.
Inflasi di AS yang dikatakan sudah mencapai target dan pemulihan pasar tenaga kerja juga hampir sesuai ekspektasi, membuat mayoritas anggota dewan memilih tapering di tahun ini.
“Melihat ke depan, sebagian besar partisipan (Federal Open Market Committee/FOMC) mencatat bahwa selama pemulihan ekonomi secara luas sesuai dengan ekspektasi mereka, maka akan tepat untuk melakukan pengurangan nilai pembelian aset di tahun ini,” tulis risalah tersebut yang dirilis Kamis (19/8/2021) dini hari waktu Indonesia.
Oleh karena itu, emas yang mampu mencatat penguatan tipis pada pekan lalu bisa dikatakan bisa dikatakan membukukan kinerja yang apik.
Penguatan berlanjut lagi pada perdagangan Senin (23/8/2021) kemarin, bahkan melesat 1,37% US$ 1.805,19/troy ons.
Kabar baiknya lagi, emas dunia di pekan ini dikatakan memiliki peluang untuk menguat tajam oleh kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen.
Melansir Kitco, Hansen mengatakan emas memiliki peluang menguat tajam di pekan ini jika ketua The Fed, Jerome Powell saat pertemuan Jackson Hole menunjukkan sikap yang lebih hati-hati dalam membuat rencana tapering di tahun ini.
Pertemuan Jackson Hole seharusnya berlangsung selama 3 hari mulai Kamis (26/8/2021), tetapi akibat lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19), pertemuan tersebut akhirnya dilakukan secara daring pada hari Jumat. Sehingga ekspektasi tapering di tahun ini sedikit meredup, dan pelaku pasar menanti sinyal dari Powell pada pertemuan Jackson Hole nanti.
Oleh karena itu, pelaku pasar melihat The Fed bisa mempertimbangkan lagi melakukan tapering di tahun ini, sebab Amerika Serikat sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang berisiko menghambat laju pemulihan ekonomi AS.
Sementara itu bank investasi Goldman Sachs juga memprediksi emas dunia akan menguat di sisa tahun ini.
Dalam riset terbarunya, Goldman Sachs melihat harga emas akan mencapai US$ 2.000/troy ons di akhir tahun ini, sebabnya permintaan emas yang mulai pulih.
Aksi beli emas oleh Palantir memberikan gambaran mengenai pulihnya permintaan emas. Perusahaan analisis piranti lunak ini membeli emas batangan senilai US$ 50 juta di bulan Agustus.
“Selama Agustus 2021, perusahaan membeli emas batangan senilai US$ 50,7 juta. Emas tersebut berada di fasilitas penyimpanan pihak ketiga, dan perusahaan bisa mengambil emas tersebut kapan saja dengan pemberitahuan,” kata Palantir dalam laporan earnings yang dirilis 12 Agustus lalu.
Senada dengan Goldman Sachs, Bloomberg Intellegence juga memprediksi emas dunia akan ke US$ 2.000/troy ons di tahun ini.
Analis dari Bloomberg Intelligence, juga mengungkapkan jebloknya harga di awal pekan lalu merupakan suatu kemerosotan dari tren bullish (kenaikan dalam jangka panjang).
“Peningkatan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat dan ketergantungan terhadap quantitative easing (QE) membuat kami tetap mempertahankan proyeksi kenaikan harga emas, terutama setelah penurunan tajam dari level puncak di 2020,” kata Mike McGlone, analis komoditas di Bloomberg Intelligence.
McGlone juga melihat di sisa tahun ini emas lebih mungkin akan mendekati US$ 2.000/troy ons, ketimbang tertahan di bawah US$ 1.700/troy ons.
“Katalis yang bisa membawa emas ke US$ 2.000/troy ons adalah sedikit koreksi pasar saham dan berlanjutnya penurunan yield Treasury. Kami melihat emas lebih mungkin mendekati resisten US$ 2.000 ketimbang di bawah US$ 1.700 di semester II tahun ini,” katanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Jangan Kaget Emas Terbang Pekan Ini! Begini Ramalan Para Ahli, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210823165526-17-270558/jangan-kaget-emas-terbang-pekan-ini-begini-ramalan-para-ahli
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…
Beritamu.co.id - PT Bukit Teknologi Digital (BTech), anak perusahaan dan lini penelitian dan pengembangan…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…
Beritamu.co.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober…
Beritamu.co.id - SIAL Interfood, pameran internasional makanan dan minuman, kembali diselenggarakan di Indonesia bertempat…