Jakarta, BeritaMu.co.id – PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) berencana menggelar Penawaran Umum Terbatas IV (PUT IV) melalui penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue sebanyak-banyaknya 20 miliar saham.
Bank Capital merupakan salah satu dari tujuh bank yang mengajukan izin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi bank digital.
Mengacu pada keterbukaan informasi yang dipublikasikan BACA, nilai nominal rights issue tersebut sebesar Rp 100 per saham.
Untuk aksi korporasi ini, manajemen BACA akan meminta restu para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 25 Agustus mendatang di Le Meridien Hotel Jakarta.
Adapun harga pelaksanaan belum ditetapkan, tetapi jika mengacu pada harga terendah saham BACA di awal tahun yakni Rp 376/saham, potensi dana yang bisa diraih mencapai Rp 7,5 triliun.
Menurut penjelasan manajemen BACA, dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan. Selain itu, belum dijelaskan pula siapa calon investor yang akan menyerap selain investor lama.
Mengenai dampak rights issue, aksi korporasi ini diharapkan mampu memperkuat struktur permodalan perusahaan. Dengan demikian, jelas manajemen BACA, hal tersebut dapat menambah kemampuan perseroan untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha dan daya saing dalam bidang usaha jasa perbankan.
“Seiring dengan bertumbuhnya kegiatan usaha dan meningkatnya kinerja perseroan, diharapkan dapat memberikan nilai positif bagi seluruh Pemegang Saham Perseroan,” jelas pihak BACA, dikutip keterbukaan informasi, Senin (23/8).
Rencana rights issue perusahaan yang sebelumnya telah diumumkan berdekatan dengan terbitnya peraturan baru dari OJK Nomor 12/POJK.03/2021 tentang Bank Umum, yang di dalam beleid tersebut tercakup pula aturan mengenai bank digital.
Sebelumnya, setidaknya sejak awal tahun ini, para investor berspekulasi bahwa sejumlah saham bank mini atau-jika menggunakan istilah lama-bank BUKU II (bank dengan modal inti Rp 2 triliun-Rp 5 triliun) akan diakuisisi oleh investor strategis dan ditransformasikan menjadi bank digital. Menjadikan harga saham-saham bank bermodal ‘cekak’ itu terbang ke bulan.
Aturan itu menyebutkan definisi bank digital adalah bank BHI (bank berbadan hukum Indonesia) yang menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha terutama melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik selain KP (kantor pusat) atau menggunakan kantor fisik terbatas.
Terkait pendirian, secara lebih rinci OJK mengatur bahwa pendirian bank digital bisa dilakukan dengan dua opsi, pertama pendirian bank berbadan hukum Indonesia (BHI) menjadi bank digital atau transformasi dari bank umum menjadi bank digital.
Bila opsi pertama yang ditempuh maka pendirian bank digital sama dengan pendirian BHI yakni modal disetor minimal Rp 10 triliun.
Namun, ada juga pengaturan khusus, yakni setoran modal pada saat permohonan untuk memperoleh persetujuan prinsip pendirian bank digital dapat dipenuhi paling sedikit 30%, yakni Rp 3 triliun.
Persetujuan prinsip merupakan persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank BHI, menjadi satu dari dua tahap pendirian BHI. Satu tahapan setelah itu yakni izin usaha yang merupakan izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank BHI setelah fase persiapan (Pasal 14 POJK tersebut).
Berdasarkan laporan keuangan kuartal kedua tahun 2021, hingga 31 Juni jumlah modal inti yang dimiliki oleh Bank Capital baru sejumlah Rp 1,52 triliun, yang berarti masih kurang sekitar Rp 1,5 triliun lagi untuk memenuhi persyaratan khusus terkait persetujuan prinsip.
Dengan dilakukannya rights issue ini tentu BACA mengharapkan modal yang dihimpun bisa memperkuat struktur permodalan inti sehingga dapat memperoleh izin dari OJK untuk beroperasi sebagai bank digital.
Selain Bank Capital terdapat enam bank lain yang juga mengajukan izin menjadi bank digital yaitu PT Bank BCA Digital, PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank Neo Commerce Tbk(BBYB), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), PT Bank QNB Indonesia Tbk(BKSW), PT Bank KEB Hana.
Hingga paruh pertama tahun ini, BACA mencatatkan penurunan laba 77,68% menjadi Rp 11,60 miliar, dari semula mencapai Rp 51,98 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan bunga juga ikut menyusut hingga 40,45%. Pendapatan bunga Bank Capital turun dari semula sebesar Rp 773,23 miliar pada posisi akhir Juni tahun lalu, kini hanya mampu menghasilkan Rp 460,42 miliar selama enam bulan awal tahun 2021.
Pada penutupan perdagangan Senin ini (23/8) di pasar modal, saham BACA naik 8,93% di Rp 525/saham, melanjutkan penguatan pada Jumat lalu (20/8) yang ditutup naik 10,55% ke level Rp 482 per saham. Kapitalisasi pasarnya kini mencapai Rp 3,72 triliun.
Dalam sepekan saham ini naik 9% selama sebulan terakhir harganya meningkat 20,41% dan sejak awal tahun tumbuh hingga 40%.
[]
(…)
Demikian berita mengenai RUPSLB Bank Capital 25 Agustus, Siapa Serap Rights Issue-nya?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210823160839-17-270535/rupslb-bank-capital-25-agustus-siapa-serap-rights-issue-nya
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…