Beritamu.co.id, JAKARTA – Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diperkirakan masih berpotensi melebar hingga akhir 2021, namun tetap dalam level yang terkendali.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan CAD akan melebar menjadi -1,0 persen dari PDB meski neraca pembayaran (balance of payment/BoP) diperkirakan tetap membukukan surplus pada 2021.
“Kinerja saat ini menunjukkan bahwa akun eksternal cukup sehat dalam mendukung stabilitas Rupiah,” katanya, jumat (20/8/2021).
Wisnu mengatakan, meski kekhawatiran terkait dengan penarikan stimulus moneter atau tapering oleh the Fed meningkat akhir-akhir ini, dampak yang ditimbulkan tidak akan sedalam taper tantrum pada 2013.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memandang CAD pada kuartal III/2021 berpotensi melebar secara terkendali. Surplus barang di neraca transaksi berjalan diperkirakan akan menyusut di tengah kemajuan pemulihan ekonomi Indonesia dan percepatan vaksinasi Covid-19.
“Penurunan surplus, cenderung lebih bertahap dari yang diantisipasi sebelumnya karena pengenaan PPKM darurat/level 3-4 mempertahankan surplus neraca perdagangan untuk beberapa waktu,” katanya.
Kinerja ekspor diperkirakan tetap solid karena harga komoditas yang relatif tinggi dan pemulihan ekonomi global yang semakin cepat.
Sementara, kinerja impor diperkirakan akan tertahan pada Juli hingga Agustus 2021 karena penerapan pembatasan masyarakat yang ketat.
“Secara keseluruhan, kami menurunkan perkiraan CAD 2021 dari -1,88 persen dari PDB menjadi 1,06 persen dari PDB. Itu tetap relatif lebih sempit daripada tingkat rata-rata 5 tahun pra-pandemi sebesar -2,22 persen dari PDB,” jelas Faisal.
Dari sisi neraca keuangan, aliran masuk asing ke pasar portofolio diperkirakan akan meningkat dari tahun lalu. Selain itu, aliran investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) diperkirakan meningkat yang didorong oleh reformasi struktural.
Dia memandang, risiko yang membatasi potensi aliran masuk adalah pemulihan ekonomi global yang tidak merata dan agenda normalisasi moneter oleh the Fed yang dapat memicu risk-off, dan ketidakpastian pandemi covid-19, khususnya terkait dengan distribusi vaksin dan mutasi virus.
Faisal memperkirakan, surplus BoP akan mencapai kisaran US$5-7 miliar pada 2021, meningkat dari surplus US$2,6 miliar pada 2020.
“Berdasarkan perhitungan kami, ini cukup untuk mendukung cadangan devisa Indonesia, sehingga dapat menopang stabilitas nilai tukar rupiah,” tuturnya.
Adapun pada kuartal II/2021, Bank Indonesia mencatat neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit sebesar US$0,4 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2021 mencapai US$137,1 miliar, relatif sama dibandingkan posisi pada akhir Maret 2021.
BI mencatat, transaksi berjalan pada kuartal II/2021 mengalami defisit sebesar US$2,2 miliar atau setara dengan 0,8 persen dari PDB, meningkat jika dibandingkan dengan defisit sebesar US$1,1 miliar atau 0,4 persen dari PDB pada kuartal sebelumnya.
Sejalan dengan itu, transaksi modal dan finansial mengalami surplus sebesar US$1,9 miliar atau mencapai 0,7 persen dari PDB, melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar US$5,5 miliar.
.
. :
.
Beritamu.co.id . Follow sosial media kami
.
sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20210820/9/1432139/defisit-transaksi-berjalan-masih-berpotensi-melebar-hingga-akhir-2021-mengapa
Beritamu.co.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani,…
Beritamu.co.id - Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko menginformasikan tiket kereta api…
Beritamu.co.id - Jap Astrid Patricia selaku Komisaris PT Prima Globalindo Logistik Tbk (IDX: PPGL)…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…