Jakarta, BeritaMu.co.id – Pandemi yang berdampak pada kondisi industri aviasi dunia, termasuk Indonesia. Hal ini membuat PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI) mencari peruntungan di luar bisnis maintenance, repair and overhaul (MRO) pesawat terbang komersial. Salah satu yang dijalani perusahaan adalah bisnis overhaul pembangkit listrik.
Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi mengatakan perusahaan telah bekerja sama dengan anak usaha PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) untuk overhaul generator dan turbin.
“Kami mendapatkan overhaul untuk generator. Proyek ini sangat signifikan dan besar, salah satunya di PJB Cirata. Selain ke PLN, kami mendapat kontrak dari Pertamina Grup untuk turbin dan generator. Kami juga masuk ke pembangkit swasta mendapatkan proyek-proyek non-aviasi,” kata Andi dalam konferensi pers virtual, Jumat (20/8/2021).
Pertimbangan ini, kata Andi, diambil lantaran hingga 2022 diperkirakan industri aviasi masih belum akan mengalami perbaikan akibat pandemi yang masih berlangsung.
Namun demikian, perusahaan tetap membidik sejumlah proyek di bidang aviasi dengan menargetkan lessor pesawat yang memutuskan untuk menarik pesawat-pesawatnya dari maskapai penerbangan.
“Dengan banyaknya pesawat, baik domestik maupun regional yang ditarik kembali oleh lessor itu merupakan opportunity besar untuk GMF. Bagaimana kita bisa mendapatkan pekerjaan-pekerjaan dari lessor. Ketika pesawat diambil oleh lessor dan maintenance-nya sudah due to maintenance, mereka perlu perawatan baik ekstrem, overall engine… Kita optimalkan mendapatkan porsi maintenance para lessor,” terangnya.
Diselamatkan Pesawat Presiden dan TNI AU
Ia menyebutkan bahwa saat ini baru saja mendapatkan kontrak untuk perawatan pesawat kenegaraan dan pesawat milik TNI Angkatan Udara yang didapatkan langsung dari Kementerian Pertahanan.
Nilai kontrak yang didapat mencapai US$ 80 juta untuk modifikasi senter wing box 8 pesawat Hercules C130 yang akan masuk di akhir tahun ini.
Selain itu juga dengan TNI AU juga kontrak maintenance engine CFM 56 – 3, support komponen service, dan material untuk mendukung overhaul pesawat 737 milik TNI AU.
“Kami juga mendapatkan kontrak dari Setneg untuk perawatan pesawat BBJ Kepresidenan,” imbuhnya.
Dengan kontrak-kontrak baru dan yang tengah dibidik ini, perusahaan menargetkan sepanjang tahun ini akan dapat memperbaiki kondisi ebitda alias pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi ke zona positif.
“Kita tahun ini fokus bagaimana operasional kita bisa positif. kita memulihkan kondisi keuangan secara bertahap, menjaga operasional profit kita bisa positif. Jadi kita fokus ke proyek-proyek dengan profitability tinggi,” terang dia.
Hingga Maret 2021, perusahaan membukukan ebitda USE$ 2,6 Juta yang berbanding terbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang negatif US$ 28,2 Juta.
Namun demikian perusahaan masih merugi senilai US$ 8,69 juta pada kuartal I-2021, membaik dari periode yang sama 2020 yang rugi US$ 31,28 juta.
Pendapatan usaha perusahaan turun menjadi US$ 62,76 juta dari sebelumnya US$ 107,2 juta di akhir Maret 2020.
[]
(hoi/hoi)
Demikian berita mengenai Bisnis Aviasi Lesu, GMF Urus Pembangkit & Pesawat Presiden, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210820203649-17-270057/bisnis-aviasi-lesu-gmf-urus-pembangkit-pesawat-presiden
Beritamu.co.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) (IDX: EXCL) telah menyiapkan jaringan untuk…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Investasi dan jasa penunjang telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara…
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha Metal and Alied Products, PT Citra Tubindo Tbk (IDX:…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore awal pekan ini, Senin…
Beritamu.co.id - Haryanto Sofian selaku Direktur Utama PT Perdana Karya Perkasa Tbk (IDX: PKPK)…
Beritamu.co.id - Perawatan kecantikan kini menjadi bagian penting dari keseharian banyak orang, baik dalam…