Categories: Bisnis

Pasar Saham Global Berjatuhan, SBN Kembali Diburu Investor

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat pada Kamis (19/8/2021), di tengah koreksi bursa saham global, termasuk di Indonesia akibat reaksi negatif investor atas rencana pengetatan likuiditas di pasar modal dalam kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Mayoritas investor kembali memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan pelemahan imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN acuan. Hanya SBN acuan bertenor 10, 15, dan 30 tahun yang cenderung dilepas oleh investor pada hari ini, ditandai dengan penguatan yield-nya.

Yield SBN bertenor 15 tahun naik 0,3 basis poin (bp) ke level 6,335%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 30 tahun juga mengalami kenaikan yang sama dari SBN bertenor 15 tahun, yakni 0,3 bp ke level 6,884%.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi pemerintah berbalik menuat sebesar 0,3 bp ke level 6,325%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Pada hari ini, pasar saham di kawasan regional (Asia) dan di dalam negeri, bahkan di AS pun kompak berjatuhan, setelah investor menanggapi negatif dari rencana pengetatan likuiditas di pasar modal dalam kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Pelaku pasar di Asia khawatir dengan dimulainya pengetatan likuiditas pasar terkonfirmasi setelah risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang diumumkan pada dini hari tadi waktu Asia. Alhasil, pelaku pasar di Asia dan dalam negeri cenderung kembali memburu pasar obligasi pemerintah yang dianggap sebagai aset aman (safe haven).

Sebelumnya pada dini hari tadi waktu Indonesia, rapat para kolega bank sentral Negeri Paman Sam tersebut menunjukkan kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar oleh bank sentral AS) berpeluang dimulai tahun ini, karena inflasi mencapai target dan pemulihan pasar tenaga kerja yang mendekati ekspektasi.

“Melihat ke depan, sebagian besar partisipan (Federal Open Market Committee/FOMC) mencatat bahwa selama pemulihan ekonomi secara luas sesuai dengan ekspektasi mereka, maka akan tepat untuk melakukan pengurangan nilai pembelian aset di tahun ini,” tulis risalah tersebut.

Related Post

Kebijakan untuk mencegah overheating ekonomi AS itu secara bersamaan bisa memicu capital outflow dari bursa negara berkembang, karena likuiditas yang selama ini diguyur ke pasar AS berkurang sehingga pelaku pasar global tak memiliki kapasitas lebih untuk berinvestasi di aset berisiko tinggi seperti bursa saham negara berkembang (emerging market).

Hanya saja, pejabat The Fed sejauh ini menekankan bahwa tapering tak akan serta-merta diikuti pengetatan pasokan uang beredar melalui penaikan suku bunga acuan. 

Atas dasar respons negatifnya para pelaku pasar yang berimbas kepada jatuhnya pasar saham global, sebagian besar investor pun kembali beralih ke aset safe haven ini, di mana yield obligasi acuan pemerintah AS juga terpantau menurun pada hari ini.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun turun 4,5 bp ke level 1,228% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Rabu (18/8/2021) kemarin di level 1,273%.

Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id

[]

(chd/chd)

Demikian berita mengenai Pasar Saham Global Berjatuhan, SBN Kembali Diburu Investor, ikuti terus update berita dari kami

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210819181658-17-269742/pasar-saham-global-berjatuhan-sbn-kembali-diburu-investor

David Jones

penikmat sepak bola :D

Recent Posts

SGER Tandatangani Kontrak Jual Beli Batubara Sebesar US$10,94 Juta dengan Minergy Power Corporation di Filipina

Beritamu.co.id - PT Sumber Global Energy Tbk. (IDX: SGER) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta…

5 hours ago

Lagi, Yulisar Khiat Tambah Porsi Kepemilikan Sahamnya di HEAL

Beritamu.co.id - Yulisar Khiat selaku Direktur dan juga Pengendali PT Medikaloka Hermina Tbk (IDX:…

5 hours ago

Bangun Kapasitas Para CEO di Pasar Modal Indonesia, SRO dengan Dukungan OJK Gelar CEO Networking 2024

Beritamu.co.id - Pada rangkaian peringatan 47 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, PT Bursa…

6 hours ago

ERAL Bentuk Usaha Patungan Dibidang Bisnis Jasa Periklanan dan Pemasaran

Beritamu.co.id - PT Sinar Eka Selaras Tbk (IDX: ERAL) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta…

7 hours ago

BLTZ Lakukan Amandemen terhadap Perjanjian Kredit dengan KB Bank Bukopin

Beritamu.co.id - PT Graha Layar Prima Tbk. (IDX: BLTZ) menyampaikan Laporan Informasi atau Fakta…

7 hours ago

OJK Gelar Risk & Governance Summit 2024, Perkuat Governansi Sektor Keuangan Menuju Indonesia Emas

Beritamu.co.id - Untuk mendukung sasaran visi Indonesia Emas 2045 dan mewujudkan Astacita Pemerintah Republik…

8 hours ago