Jakarta, BeritaMu.co.id – Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada perdagangan Kamis (19/8/2021), setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengonfirmasi rencana kebijakan pengetatan likuiditas di pasar modal.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 277,8 poin (-0,78%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 15 menit menjadi minus 136,6 poin (-0,39%) ke 34.824,07. S&P 500 tertekan 18,6 poin (-0,42%) ke 4.381,65. Nasdaq drop 92,7 poin (-0,64%) ke 14.433,24.
Laju koreksi terkurangi setelah kabar bagus datang dari klaim tunjangan pengangguran pekan lalu yang tercatat sebanyak 348.000 pengajuan klaim, atau lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 365.000 klaim baru.
Risalah rapat Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar oleh bank sentral AS) berpeluang dimulai tahun ini, karena inflasi mencapai target dan pemulihan pasar tenaga kerja mendekati ekspektasi.
Kebijakan untuk mencegah overheating ekonomi AS tersebut secara bersamaan bisa memicu capital ouflow dari pasar modal negara berkembang, karena likuiditas yang selama ini diguyur ke pasar AS berkurang drastis.
“Catatan rapat itu merefleksikan kesiapan The Fed untuk mempercepat jadwal tapering, kemungkinan menjadi beberapa bulan ke depan,” tutur Sean Bandazian, analis investasi Cornerstone Wealth, seperti dikutip CNBC International.
Baik The Fed maupun pelaku pasar, lanjut dia, telah memetik pelajaran dari Taper Tantrum di mana pasar diterpa aksi jual masif karena kebijakan tapering yang mendadak. “Meski kami memperkirakan kali ini hanya ada sedikit kejutan, masih ada alasan untuk meyakini bahwa kita bakal melihat volatilitas di saham-saham yang sensitif kenaikan suku bunga.”
Saham siklikal yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi cenderung melemah di sesi pra-pembukaan. Harga saham Devon Energy dan Occidental Petroleum serempak anjlok sebesar 4%. Freeport-McMoRan drop 4% diikuti General Motors yang turun 2%.
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok lebih dari 2%, ke bawah US$ 64/barel, dan harga tembaga anjlok 2% menyusul kekhawatiran pertumbuhan global bisa terganggu tanpa dukungan likuiditas the Fed di pasar.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-anjlok lebih dari 4 basis poin (bp) ke 1,23%. Artinya, harga sedang naik karena aksi beli investor. Satu bp setara dengan 0,01%. Sepanjang pekan berjalan, Dow dan S&P 500 serempak anjlok sebesar 1,5% sedangkan Nasdaq terbanting hingga 2%.
Sentimen negatif tambahan muncul dari Goldman Sachs yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 menjadi 5,5% dari sebelumnya 9%. Inflasi juga diperkirakan meninggi hingga akhir tahun ini.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(ags/ags)
Demikian berita mengenai Data Klaim Pengangguran Kurangi Laju Koreksi Dow di Pembukaan, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210819203935-17-269777/data-klaim-pengangguran-kurangi-laju-koreksi-dow-di-pembukaan
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…
Beritamu.co.id – Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan investor saham syariah serta memberikan apresiasi kepada stakeholders…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan pada…
Beritamu.co.id – Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Harga Tiket Pesawat yang terdiri dari Kementerian Koordinator…
Beritamu.co.id – Gerakan pelestarian lingkungan kini semakin masif digalakkan oleh seluruh sektor industri, tak…