Jakarta, BeritaMu.co.id – Lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat (AS) bukannya membuat matanya uangnya terpuruk tetapi malah jadi perkasa. Alhasil, nilai tukar rupiah melemah melawan dolar AS di awal perdagangan Rabu (18/8/2021), nyaris menembus RP 14.400/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.370/US$, tetapi beberapa menit kemudian sudah melemah 0,17% di Rp 14.395/US$.
Sentimen positif sebenarnya datang dari dalam negeri. Pemerintah memang kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 hingga 23 Agustus mendatang, tetapi ada pelonggaran lebih lanjut yang bisa menjadi sentimen positif.
Berapa pelonggaran di beberapa wilayah termasuk DKI Jakarta yakni pusat perbelanjaan/mal diizinkan buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB, dengan kapasitas pengunjung 50% dan dengan protokol kesehatan yang ketat. Kapasitas pengunjung tersebut ditambah dari sebelumnya sebanyak 25% saja.
Selain itu, tempat Ibadah juga diizinkan buka di beberapa wilayah, dengan kapasitas 50%.
Namun, kabar baik dari dalam negeri tersebut masih kalah ketimbang kuatnya dolar AS. Lonjakan kasus corona varian delta di Amerika Serikat membuat pelaku pasar sedang keluar dari aset-aset berisiko dan beralih ke dolar AS.
Jika dilihat rata-rata kasus dalam 7 hari hingga awal pekan ini sebanyak 133.068 kasus dari total penduduk, menjadi yang tertinggi sejak 3 Februari lalu. Jika dilihat dari rata-rata pertengahan Juni lalu sekitar 12.000 kasus, artinya mengalami kenaikan sekitar 1000%.
“Kita berada di pertengahan musim panas, orang-orang mulai berkumpul, mereka dalam kelompok yang besar. Vaksin telah membuat mereka merasa aman, dan mereka lupa dengan protokol kesehatan,” kata dr. Perkin Halkitis, dekan di Rutgers School of Public Health, dalam wawancara bersama CNBC International.
Ngerinya lonjakan kasus tersebut membuat pelaku pasar melihat risiko pelambatan ekonomi di AS semakin meningkat, bahkan China juga sudah mengalaminya. Alhasil, pelaku pasar mengalihkan investasinya ke aset aman (safe haven) kali ini dolar AS menjadi pilihan.
Dolar AS juga didukung oleh situasi di kekacauan yang terjadi di Afganistan.
“Konsumen AS berhati-hati melihat lonjakan corona delta, dikombinasikan dengan pelambatan ekonomi China serta gejolak politik di Afganistan, membuat investor keluar dari aset berisiko dan beralih ke dolar AS,” kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto, sebagaimana dikutip CNBC International.
Indeks dolar AS pada perdagangan Selasa melesat 0,54% ke 93,132, dan berada di level penutupan tertinggi sejak 30 Maret lalu, sementara pagi ini masih stagnan. Rupiah pun mengalami tekanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Dolar AS Jadi Favorit, Rupiah Nyaris Tembus Rp 14.400/US$, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210818091118-17-269190/dolar-as-jadi-favorit-rupiah-nyaris-tembus-rp-14400-us-
Beritamu.co.id - PT Triniti Dinamik Tbk (IDX: TRUE) terus berkomitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan…
Beritamu.co.id - Data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan pada periode…
Beritamu.co.id - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (IDX: SMGR) atau SIG menjalin kerja sama dengan…
Beritamu.co.id - Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 April 2025…
Beritamu.co.id - Yacobus Jemmy Hartanto selaku Komisaris dan juga Pengendali PT Jayamas Medica Industri Tbk (IDX: OMED) telah melakukan transaksi Pembelian…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore akhir pekan ini, Jumat…