Jakarta, BeritaMu.co.id – Hari ini, pasar keuangan Indonesia libur memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-76. Dengan demikian, rupiah tidak diperdagangkan di pasar spot.
Kendati demikian, rupiah tetap diperdagangkan di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). Lalu, bagaimana pergerakan rupiah di pasar NDF?
Apabila menilik data Refinitiv, rupiah cenderung menguat di pasar NDF. Megacu data tersebut, kemungkinan besar rupiah akan ikut menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) jika pasar dibuka.
Berikut kurs dolar AS di pasar NDF beberapa saat setelah penutupan perdagangan pasar spot kemarin dibandingkan hari ini,Selasa(17/8/2021), mengutip data Refinitiv:
Periode
Kurs 16 Agustus (14:54 WIB)
Kurs 17 Agustus (07:39 WIB)
1 Pekan
Rp14.360,0
Rp14.337
1 Bulan
Rp14.406,0
Rp14.401,0
2 Bulan
Rp14.454,1
Rp14.423,5
3 Bulan
Rp14.505,0
Rp14.475,3
6 Bulan
Rp14.668,2
Rp14.666,0
9 Bulan
Rp14.816,4
Rp14.811,0
1 Tahun
Rp14.974,9
Rp14.976,0
2 Tahun
Rp15.670,1
Rp15.665,2
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.
Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah sukses menguat melawan dolar AS pada perdagangan Senin (16/8/2021).
Rupiah mampu menguat 0,1% di Rp 14.370/US$, menjadi penguatan pertama dalam 7 hari perdagangan terakhir.
olar AS sedang mengalami tekanan, sebab akibat merosotnya sentimen konsumen AS. University of Michigan (UoM) pada hari Jumat melaporkan indeks sentimen konsumen bulan Agustus anjlok hingga ke level 70,2 dari bulan sebelumnya 81,2. Level tersebut bahkan lebih rendah dari saat pandemi 71,8 pada April 2020 lalu.
Angka indeks sebesar 70,2 tersebut merupakan yang terendah sejak 2011. Selain itu, penurunan tajam indeks ini dikatakan sangat jarang terjadi.
“Selama setengah abad, indeks sentimen konsumen hanya mencatat 6 kali penurunan tajam, semuanya terjadi akibat perubahan kondisi ekonomi secara tiba-tiba,” kata Richard Curtin, kepala ekonom di UoM, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (13/8/2021).
Selain bulan ini, dua penurunan terbesar terjadi pada April 2020, dan Oktober 2008 saat krisis finansial global.
Jebloknya indeks sentimen konsumen terjadi akibat kembali menanjaknya kasus Covid-19 khususnya varian delta. Tetapi kabar baiknya, ketika penyebaran corona delta bisa diredam lagi, maka indeks sentimen konsumen akan cepat berbalik naik.
“Konsumen melihat alasan yang tepat jika perekonomian akan melambat beberapa bulan ke depan. Tetapi jebloknya sentimen konsumen yang tajam juga dipengaruhi faktor emosional, dimana harapan pandemi akan berakhir dalam waktu dekat belum bisa tercapai,” kata Curtin.
“Dalam beberapa bulan ke depan, konsumen kemungkinan akan melihat dengan lebih rasional, dan jika corona delta bisa diredam, maka mereka akan semakin optimis,” tambahnya.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti kejelasantaperingatau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE), yang bisa jadi akan semakin jelas timeline-nya di pekan ini, sebab bank sentral AS The Fed akan merilis notula rapat kebijakan moneter edisi Juli.
Dalam notula tersebut akan tersaji detail sejauh mana pembahasan tapering dilakukan. Jika ada sinyal tapering akan dilakukan di tahun ini maka dolar AS akan perkasa, dan rupiah tertekan, Sebaliknya, jikataperingbaru akan dilakukan tahun depan, maka rupiah berpeluang menguat di pekan ini.
Pada pekan ini, pelaku pasar akan mencermati efek dari perpanjangan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 untuk Jawa-Bali dari 16 Agustus 2021 sampai 23 Agustus 2021.
Hal ini disampaikan Menko Maritim dan Investasi,LuhutBinsarPandjaitan, dalam konferensi persnya, Senin (16/8/2021) kemarin.
“Atas pentunjuk dan arahan Presiden, maka PPKM Level 4,3 dan 2 di Jawa Bali diperpanjang sampai 23 Agustus 2021,” kata Luhut.
Luhut mengatakan, penerapan perpanjangan PPKM sampai 16 Agustus 2021 sudah cukup menunjukkan hasil baik. Ada penurunan kasus konfirmasi hingga 76% sampai 15 Agustus 2021. Sementara, tren positivity rate juga terus turun.
Sebagai informasi tambahan, Kementerian Kesehatan mencatat pada Senin, ada 17.384 kasus Covid-19 baru. Dengan begitu jumlah kasus Covid-19 yang tercatat sepanjang pandemi Covid-19 di RI sebanyak 3.871.738 orang.
Kabar baiknya, pasien sembuh bertambah 29.925 orang pada Senin sehingga jumlahnya 3.381.884 orang. Tingginya angka kesembuhan juga berkontribusi pada turunnya angka kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan. Kini kasus aktif di Indonesia mencapai 370.021 orang.
Sayangnya, kasus kematian juga masih terus bertambah dan masih di atas 1.000 orang setiap harinya. Hari ini kasus kematian bertambah 1.245 orang, sehingga totalnya 118.833 orang.
Selain itu, di pekan ini ada Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada hari Kamis. Sebelumnya, ada rilis data negara dagang di hari Rabu. Semuanya akan mempengaruhi pergerakan rupiah.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(adf/adf)
Demikian berita mengenai Andai Pasar Buka, Rupiah Bisa Naik Lagi Nih, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210817075614-17-269007/andai-pasar-buka-rupiah-bisa-naik-lagi-nih
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…
Beritamu.co.id – Hingga Jumat (15/11/2024) sejumlah bandara dan penerbangan di sekitar wilayah erupsi Gunung…
Beritamu.co.id – Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keberlanjutan dan…