NPL Gross Membengkak, BBNI Catat CKPN Senilai Rp9,8 Triliun

Beritamu.co.id – Rasio kredit bermasalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI) tambah membengkak.

Pasalnya, pada akhir semester I 2021, NPL (non performing loan) gross tercatat 3,94 persen dibandingkan semester I 2020 yang tercatat sebesar 3,03 persen.

Sedangkan NPL nett masih berada pada kisaran 0,9 persen atau membengkak dibandingkan akhir semester I 2020, yang tercatat sebesar 0,55 persen.

Melansir laporan keuangan semester I 2021 dengan penelaahan terbatas bank BUMN itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/8/2021), bahwa hal itu berdampak pada besaran pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).

Jelasnya, pada semester I 2021 ini, BBNI mencatatkan CKPN sebesar Rp9,876 triliun, atau membengkak dibandingkan semester I 2020 yang hanya sebesar Rp7,466 triliun.

Namun demikian, BBNI masih dapat membukukan pertumbuhan laba bersih 12,7 persen secara tahunan. Jelasnya, pada enam bulan pertama tahun 2021, BBNI membukukan laba bersih senilai Rp5,026 triliun. Sedangkan di periode sama tahun 2020 sebesar Rp4,456 triliun.

Hal itu diperoleh setelah dapat menekan beban bunga dan beban syariah sedalam 42,71 persen menjadi hanya Rp5,974 triliun. Padahal, total pendapatan bunga dan pendapatan syariah susut 10,3 persen menjadi Rp25, 295 triliun.

Hal itu seiring dengan penyusutan 2,9 persen atas pinjaman yang diberikan menjadi Rp569,73 triliun. Hal senada juga terjadi pada DPK (Dana Pihak Ketiga) yang susut 0,15 persen menjadi Rp646,57 triliun.

Sehingga, aset perseroan tercatat senilai Rp875,13 triliun, atau terpapas 1,7 persen dibandingkan akhir tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp891,33 triliun.

Adapun rasio keuangan penting lainnya, seperti KPMM (Kewajiban Penyediaan Modal Minimun) tumbuh menjadi 18,18 persen: NIM (Net Interest Margin) naik menjadi 4,85 persen; BOPO 81,21 persen; dan LDR 87,83 persen.