Jakarta, BeritaMu.co.id – Nilai tukar rupiah memang kesulitan menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir. Tetapi pelemahan rupiah terbilang tipis-tipis saja, dan sentimen para pelaku pasar juga semakin membaik.
Hal tersebut tercermin dari survei 2 mingguan Reuters, dimana posisi jual (short) yang semakin rendah. Dari 9 mata uang yang disurvei, rupiah menjadi yang terbaik kedua.
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
Survei terbaru yang dirilis Kamis (12/7/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,20, membaik dibandingkan 2 pekan lalu 0,27.
Dari 9 mata uang, hanya dolar Taiwan yang posisinya sudah berbalik, dari short menjadi long. Data terbaru menunjukkan angka -0,09, jauh lebih baik dari sebelumnya 0,36. Rupiah berada di urutan kedua terbaik, sementara mata uang lainnya posisi short-nya masih cukup besar, bahkan ada yang mengalami peningkatan.
Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) masih menjadi sentimen utama yang mempengaruhi sentimen pelaku pasar terhadap mata uang Asia.
Kabar baiknya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang dilakukan pemerintah sukses membuat kasus Covid-19 dalam tren menurun, meski masih cukup volatil.
Pemerintah juga sudah melonggarkan PPKM level 4, dimana mal sudah diizinkan beroperasi di beberapa wilayah, dengan pengunjung maksimal 25% dan protokol kesehatan yang ketat.
Hal tersebut membuat sentimen pelaku pasar terhadap rupiah membaik. Selain itu, rupiah juga diuntungkan dengan imbal hasil (yield) obligasi yang relatif tinggi, sehingga ketika Covid-19 mulai masuk tren menurun dan menuju terkendali aliran modal masuk deras.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan sejak Kamis (29/8/2021) hingga Selasa (10/8/2021) pekan lalu di pasar obligasi aliran modal asing tercatat masuk sekitar Rp 11,56 triliun.
Hal tersebut terlihat dari kepemilikan asing yang naik menjadi Rp 976,41 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 964,84 triliun.
Kemudian di pasar primer, penawaran yang masuk (incoming bids) dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan pemerintah pada 3 Agustus lalu sebesar Rp 107,8 triliun, lebih tinggi dari lelang sebelumnya Rp 95,6 triliun, sekaligus menjadi rekor tertinggi kedua sepanjang sejarah penerbitan SUN.
Dari incoming bids tersebut, yang dimenangkan oleh pemerintah sebesar Rp 34 triliun, lebih tinggi dari target indikatif Rp 33 triliun.
Selain itu, tingkat partisipasi investor asing juga meningkat di lelang kemarin, yakni sebesar 11,6% dari sebelumnya 7,6%. Tingginya minat terhadap obligasi Indonesia menjadi indikasi adanya aliran modal masuk ke dalam negeri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Rupiah Jadi Unggulan di Antara Mata Uang Asia, Ini Alasannya!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210813142907-17-268289/rupiah-jadi-unggulan-di-antara-mata-uang-asia-ini-alasannya
Beritamu.co.id - Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (25/11), IHSG ditutup menguat +1,65%…
Beritamu.co.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, tiga indeks utama Wall Street berakhir…
Beritamu.co.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN)…
Beritamu.co.id - Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (25/11), IHSG ditutup menguat…
Beritamu.co.id - Wall Street menguat pada Senin (25/11/2024) dipicu penunjukan Scott Bessent sebagai Menteri…
Beritamu.co.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis Pengumuman BEI sehubungan Jadwal Penghapusan (Delisting) Efek…