Jakarta, BeritaMu.co.id – Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) kembali bergairah pada perdagangan Rabu (11/8/2021) kemarin pagi menjelang siang waktu Indonesia, melanjutkan penguatan pada Selasa (10/8/2021). Hingga Rabu tadi malam, penguatan harga kripto ternyata berlanjut.
Berdasarkan data CoinMarketCap pukul 11:35 WIB Rabu kemarin (11/8), dari enam kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin, hanya bitcoin saja yang diperdagangkan di zona merah.
Namun, pelemahan bitcoin cenderung tipis-tipis, yakni turun 0,13% ke level harga US$ 45.620,5/koin atau setara dengan Rp 656.022.790/koin (asumsi kurs Rp 14.380/US$).
Sedangkan sisanya masih bergairah pada perdagangan Rabu pagi dan berlanjut hingga malam hari.
Di Rabu pagi, Ethereum menguat 1,49% ke level US$ 3.164,18/koin atau setara dengan Rp 45.500.908/koin, binance coin melesat 8,21% ke US$ 379,93/koin (Rp 5.463.393/koin).
Berikutnya cardano meroket 15,99% ke US$ 1,7/koin (Rp 24.446/koin), ripple melonjak 8,7% ke US$ 0,8787/koin (Rp 12.636/koin), dan dogecoin bertambah 3,18% ke US$ 0,2608/koin (Rp 3.750/koin).
Update Harga Rabu Malam
Pada perdagangan Rabu malam pukul 21.50 WIB, harga bitcoin naik 2,56% di US$ 46.533/koin dalam 24 jam terakhir, dalam 7 hari terakhir juga naik 19% dan year to date atau secara tahun berjalan naik 58%.
Ethereum juga naik 3,96% di US$ 3.260, dengan kenaikan 7 hari 23,76% dan year to date melesat 346,63%
Binance Coin naik 7,93% di US$ 399,81 dengan kenaikan year to date 951%, sementara dogecoin juga naik 10,08% di US$ 0,278 dengan kenaikan year to date 4.792%.
Foto: Harga Kripto, Rabu malam 21.50 WIB 11 Agustus 2021/CoinMarketCap
Harga Kripto, Rabu malam 21.50 WIB 11 Agustus 2021/CoinMarketCap
Saat ini beberapa analis tetap optimistis soal harga bitcoin ke depan, meskipun ketidakpastian peraturan di Amerika Serikat (AS) mengenai aturan pajak kripto masih membayangi sentimen laju harga kripto.
“Sektor kripto itu sendiri masih terbilang baru, di mana kripto berpijak sesuai industri teknologinya yang baru lahir, namun dengan adanya pajak kripto, hal itu dapat mengganggu pertumbuhannya,” kata Lucia della Ventura, seorang peneliti di Trinity College Dublin dan manajer kepatuhan hukum di perusahaan perangkat lunak keuangan Ledgermatic, dikutip dari CoinDesk.
“Penting untuk menunggu pemungutan suara terakhir, dengan mempertimbangkan bahwa beberapa amandemen telah diajukan karena berpotensi mengubah dampak RUU kripto bagi perusahaan terkait,” lanjut Ventura.
Sementara itu menurut Edward Moya, analis dari perusahaan broker online Oanda mengatakan bahwa para trader tidak terlalu menanggapi dengan serius dari pengesahan paket stimulus infrastruktur AS senilai US$ 1 triliun yang dikeluarkan oleh Presiden AS, Joe Biden.
Trader cryptocurrency tidak begitu fokus pada pengesahan RUU infrastruktur Presiden Biden yang diharapkan, di mana salah satu poin dari RUU tersebut juga mencakup aturan pelaporan pajak baru yang sangat negatif bagi industri kripto,” kata Moya, dilansir dari CoinDesk.
Sebelumnya, Senat AS akhirnya meloloskan paket infrastruktur bipartisan senilai US$ 1 triliun, yang merupakan agenda utama pemerintahan Presiden Joe Biden pada Selasa (10/8/2021) waktu setempat.
Dana ‘super jumbo’ tersebut akan dipergunakan pemerintah untuk berinvestasi secara besar-besaran di sektor infrastruktur dalam beberapa dekade ke depan, seperti pembangunan jalan, jembatan, bandara, hingga saluran air.
Pemungutan suara berakhir dengan hasil akhir 69 – 30 dari total 100 kursi parlemen yang ada, di mana 19 anggota Partai Republik memberikan restu meloloskan paket tersebut, seperti dilansir Reuters, Rabu (11/8/2021).
Pascapersetujuan tersebut, Senat AS membuka kemungkinan untuk meloloskan paket lanjutan senilai US$ 3,5 triliun yang direncanakan Partai Demokrat tanpa adanya pemungutan suara dari Partai Republik.
“Hari ini, Senat mengambil langkah yang tertunda selama beberapa dekade untuk merevitalisasi infrastruktur Amerika. Untuk pekerja kami, dunia usaha kami, yang menjadi bagian kesuksesan kami di abad ke 21,” kata Pimpinan Mayoritas Senat Chuck Schumer, jelang pemungutan suara, seperti dilansir CNBC International.
Di lain sisi, perusahaan platform trading saham dan kripto, Coinbase ditutup melesat 2,1%, setelah perseroan melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal II-2021 yang lebih kuat dari yang diperkirakan para analis.
Laba bersih Coinbase pada kuartal II-2021 mencapai US$1,6 miliar, naik hampir 4.900% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, menyusul perdagangan mata uang kripto yang bergejolak.
Nasib Coinbase terikat pada kinerja aset digital seperti bitcoin. Perusahaan menghasilkan pendapatan bersih US$ 2,0 miliar, termasuk US$ 1,9 miliar dari hasil transaksi kripto dan lebih dari US$ 100 juta dari langganan dan layanan pelanggan. Dalam periode tersebut, harga bitcoin turun sekitar 41%.
Perusahaan melaporkan bahwa total volume perdagangan terdiversifikasi di luar bitcoin menjadi ethereum dan aset kripto lainnya. Sekitar 24% dari total volume perdagangan perusahaan pada kuartal II-2021 terkonsentrasi di bitcoin, turun dari 39% dari kuartal pertama tahun ini.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(chd/chd)
Demikian berita mengenai Kripto Belum ‘Basi’, Ini Bukti Harganya Lagi On Fire!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210811114551-17-267728/kripto-belum-basi-ini-bukti-harganya-lagi-on-fire
Beritamu.co.id - Presiden Prabowo Subianto menghadiri forum Indonesia-Brasil Business Forum in the sideline of…
Beritamu.co.id - MIND ID, sebagai BUMN Holding di Industri Pertambangan Indonesia, terus mendukung terciptanya…
Beritamu.co.id - M. Roskanedi selaku Komisaris PT Jasa Marga Tbk (IDX: JSMR) telah menambah…
Beritamu.co.id - Johan Silitonga selaku Direktur Utama PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (IDX: CAKK)…
Beritamu.co.id – Kota Deltamas, bersama Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Pemerintah Kabupaten Karawang, menandatangani Perjanjian…
Beritamu.co.id - Perbankan tanah air masih dalam kondisi yang cukup baik. Setdaknya, keadaan itu tertuang…