Jakarta (BeritaMu.co.id) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap ekonomi Indonesia triwulan III-2021 mampu mencapai sekitar 4 persen sampai 5,7 persen setelah pada triwulan II tumbuh sebesar 7,07 persen (yoy).
“Kita masih berharap antara 4 persen dengan 5,7 persen untuk triwulan III,” kata Menkeu dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Sri Mulyani menyatakan ekonomi triwulan III memiliki basis yang cukup kuat dengan adanya pertumbuhan positif di berbagai mesin penggerak ekonomi mulai dari konsumsi, investasi, hingga ekspor pada triwulan II.
Di sisi lain,ia menegaskan momentum pemulihan tersebut masih perlu diwaspadai seiring adanya varian Delta yang masih tereskalasi sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian triwulan III.
Ia menyebutkan beberapa sektor masih sangat mudah terpengaruh oleh perkembangan kasus COVID-19 seperti dari sisi demand adalah konsumsi yang bergantung pada mobilitas dan aktivitas masyarakat.
Kemudian ekspor juga akan terpengaruh jika varian Delta terus menjalar ke seluruh dunia, terutama terhadap negara-negara yang menjadi mitra dagang atau tujuan ekspor Indonesia.
Dari sisi produksi, eskalasi varian Delta COVID-19 mengancam sektor perdagangan yang pada triwulan II tumbuh 9,4 persen, sektor akomodasi makan dan minum yang tumbuh 21,6 persen, serta sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 25,1 persen.
“Ini momentumnya (triwulan II) luar biasa kuat, namun dia sangat mudah terpengaruh oleh terjadinya kenaikan COVID-19 karena biasanya langsung menurunkan mobilitas,” ujar Sri Mulyani.
Sementara untuk investasi yang pada triwulan II tumbuh 7,5 persen masih cukup optimis untuk triwulan III karena indikator-indikator investasi tidak langsung berhenti jika kasus COVID-19 meningkat.
“Beberapa indikator konsumsi semen, besi, baja, dan impor barang modal yang mencapai di atas 29 persen. Konsumsi semennya 13 persen serta besi dan baja 44 persen itu pasti akan memberikan dukungan pada kegiatan investasi di triwulan III,” kata Sri Mulyani.
Selanjutnya sektor manufaktur juga dinilai berdaya tahan karena berbagai indikator seperti impor bahan baku yang melonjak 57 persen, impor barang modal dan permintaan-permintaan ekspor akan mendorong industri manufaktur pada triwulan III.
“Pertanian juga diharapkan berdaya tahan meskipun sangat bergantung pada pergeseran pangan di triwulan II ke III nanti. Saya tetap berharap untuk tanaman pangan dan perkebunan akan tetap meningkat,” kata Sri Mulyani.
Oleh sebab itu ia menegaskan seluruh elemen baik pemerintah maupun masyarakat harus berkontribusi dalam mengendalikan penyebaran COVID-19 agar pemulihan triwulan II terus berlanjut ke triwulan berikutnya.
“Partisipasi masyarakat luar biasa penting dalam menerapkan 3M sehingga kita tetap bisa beraktivitas dan momentumnya tetap terjaga serta COVID-19 nya tidak semakin melonjak,” ujar Sri Mulyani.
Beritamu.co.id - Emiten bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet beserta industri penunjangnya, PT…
Beritamu.co.id - Pada hari ini, Selasa (19/11), Deloitte merilis laporan IPO Asia Tenggara (SEA),…
Beritamu.co.id - PEFINDO menetapkan peringkat idA+ dengan prospek stabil kepada PT Bank Pembangunan Daerah…
Beritamu.co.id - Sebagai perusahaan pendorong transformasi digital yang berkelanjutan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk…
Beritamu.co.id - Sugiman Halim selaku pemegang saham PT Newport Marine Services Tbk (IDX: BOAT)…
Beritamu.co.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore ini, Selasa (19/11/2024) berhasil…