Jakarta, BeritaMu.co.id – Harga emas dunia masih berada di kisaran US$ 1.800/troy ons dan tidak banyak bergerak pada perdagangan Rabu (28/7/2021).
Maklum saja, Kamis dini hari waktu Indonesia ada bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Pengumuman The Fed tersebut bisa memicu pergerakan besar di emas dunia baik itu melesat atau pun merosot. Tetapi tidak menutup kemungkinan emas masih belum ke mana-mana, jika The Fed status quo, atau belum ada perubahan panduan kebijakan moneter, termasuk pernyataan-pernyataannya sama dengan rapat kebijakan moneter bulan Juni lalu.
Lantas, apa yang harus dilakukan investor emas?
Bagi trader emas ada baiknya wait and see, sebab mengambil posisi trading sebelum pengumuman The Fed tentunya berisiko sangat besar.
Sementara bagi pelaku pasar yang berinvestasi di emas fisik seperti emas Antam, ada baiknya meninjau kembali proyeksi kemana arah emas dalam jangka panjang pasca pengumuman The Fed.
Foto: Datawrapper
Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) menjadi perhatian utama. Ketika The Fed melakukan tapering, artinya periode normalisasi kebijakan moneter sudah dimulai, yang nantinya berujung pada kenaikan suku bunga.
Selain itu, tapering bisa diartikan The Fed optimistis perekonomian AS sudah cukup kuat menahan pengetatan moneter.
Artinya, tapering adalah musuh utama emas, jika The Fed memberikan sinyal akan dilakukan dalam waktu dekat, atau lebih spesifik di tahun ini, maka harga emas berisiko ambrol.
Berkaca dari sejarah, tapering pernah dilakukan pada tahun 2013 dan harga emas berada dalam tren menurun hingga awal 2015 ketika menyentuh level terendah US$ 1.045/troy ons.
Selama periode tersebut harga emas dunia merosot sekitar 25%. Bahkan jika dilihat dari rekor tertinggi kala itu 1.920/troy ons pada 6 September 2011, harganya ambrol lebih dari 45%.
Itu adalah risiko yang dihadapi emas jika tapering dilakukan dalam waktu dekat. Tetapi jika The Fed mengindikasikan waktu tapering masih lama, maka emas berpotensi melesat lagi.
Ketika tapering tidak dilakukan dalam waktu dekat, artinya The Fed belum optimistis akan perekonomian AS, apalagi dengan adanya risiko pelambatan akibat penyebaran terbaru virus corona varian delta.
Tanpa tapering dalam waktu dekat, yield (obligasi) Treasury AS akan semakin menurun, dan menjadi tenaga tambahan bagi emas untuk menguat.
Sementara itu, jika The Fed tanpa kejutan atau memberikan pernyataan yang sama dengan bulan Juni lalu, maka harga emas tidak akan kemana-mana.
Imre Speizer, dari Westpac Bank menjadi salah satu analis yang mengatakan kemungkinan besar tidak ada kejutan dari The Fed.
“Mereka sebelumnya mengatakan sudah membicarakan tapering dan hal itu akan dikatakan lagi, begitu juga dengan inflasi yang tinggi dikatakan sementara,” kata Speizer, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (28/7/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Tunggu The Fed Dini Hari Nanti, Investor Emas Harus Gimana?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210728170706-17-264371/tunggu-the-fed-dini-hari-nanti-investor-emas-harus-gimana
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…