Jakarta, BeritaMu.co.id – Dolar Singapura bergerak naik turun melawan rupiah dan masih belum mampu lepas dari kisaran Rp 10.600/SG$ sepekan terakhir. Pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) membuat investor valuta asing (valas) wait and see.
Pada Rabu (28/7/2021), pukul 10:23 WIB SG$ 1 setara Rp 10.661,32, dolar Singapura menguat 0,13% di pasar spot. Sejak Senin (19/7/2021) lalu, dolar Singapura belum mampu lagi kembali ke atas Rp 10,700/SG$, dan hanya bergerak di kisaran Rp 10.600/SG$ hingga Rp 10.673/SG$.
The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Pengumuman tersebut bisa memberikan dampak besar di pasar valas, sehingga pelaku pasar banyak yang menunggu, ketimbang salah mengambil keputusan. Alhasil, dolar Singapura jadi tidak banyak bergerak melawan rupiah.
Jika The Fed mengindikasikan tapering akan dilakukan dalam waktu dekat, maka berisiko memicu capital outflow dari negara emerging maket seperti Indonesia, dan rupiah berisiko tertekan.
Begitu juga sebaliknya, rupiah akan mendapat tenaga menguat termasuk melawan dolar Singapura jika tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sementara itu rupiah sedikit mengalami tekanan akibat penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) masih belum menunjukkan penurunan yang berkelanjutan.
Pada hari Senin, kasus Covid-19 penambahan kasus Covid-19 dilaporkan di bawah 30.000 orang, tepatnya 28.228 orang. Penambahan tersebut merupakan yang terendah sejak 4 Juli lalu, dan memunculkan harapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 akan kembali dilonggarkan pekan depan.
Tetapi, kemarin kasus Covid-19 dilaporkan melonjak lagi, sebanyak 45.203 orang. Selain itu ada 2.069 orang yang meninggal, menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi melanda Indonesia. Jumlah kematian tersebut juga menjadi yang terbanyak di dunia kemarin.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menyatakan ada yang mengkhawatirkan dari penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Pasalnya, dengan tes yang tergolong rendah, namun ditemukan banyak kasus positif Covid-19. Ini menunjukkan tingkat penularan Covid-19 di Indonesia masih tergolong sangat tinggi.
“Walaupun testing rendah, Indonesia masih masuk big 5. Nomor 1 AS lalu Inggris. Kita pernah di ranking pertama jadi masih amat serius, itu masih berat dan berbahaya,” ujarnya kepada BeritaMu.co.id, Senin (26/7/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[]
(pap/pap)
Demikian berita mengenai Sepekan Dolar Singapura Kejebak di Rp 10.600-an, Kenapa?, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210728103636-17-264224/sepekan-dolar-singapura-kejebak-di-rp-10600-an-kenapa
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…