Jakarta, BeritaMu.co.id– Harga saham emiten-emiten CPO kembali bergerak menghijau di awal perdagangan Rabu ini (28/7) meskipun hijaunya terbatas menyusul tren kenaikan komoditas minyak nabati ini.
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melesat pada perdagangan hari ini. Tercatat harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 4.384/ton. Melonjak 0,88% dibandingkan hari sebelumnya dan berada di posisi tertinggi sejak 18 Mei 2021.
Harga CPO terus berada dalam tren bullish. Dalam seminggu terakhir, harga naik 6,52%.
Simak gerak saham-saham CPO pada perdagangan hari ini, di awal perdagangan sesi I, mengacu data BEI.
Tercatat pada perdagangan hari ini dari 6 saham sawit dengan kapitalisasi pasar mumpuni dan perdagangan likuid, 3 berhasil terapresiasi tipis, 2 stagnan dan hanya 1 yang terkoresksi.
Kenaikan hari ini dipimpin oleh PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang berhasil naik 1,15% ke level Rp 880/unit.
Selanjutnya saham sawit berkapitalisasi pasar terbesar yakni PT Astra Agro Lestari juga berhasil menanjak 0,61% ke level Rp 8.200/unit.
Tercatat PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) dan saham sawit Group Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) stagnan, sedangkan depresiasi hanya dibukukan oleh PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) yang turun 0,6% ke level harga Rp 825/unit.
Meskipun demikian seiring dengan reli CPO, harga saham-saham CPO sepekan terakhir seluruhnya mampu menghijau dimana kali ini sang ‘raja sawit’ AALI memimpin kenaikan 4,79% dan SIMP di posisi kedua dengan apresiasi 4,69%.
Kenaikan atas komoditas CPO sendiri terjadi setelah persepsi atas keterbatasan produksi minyak nabati. Produksi CPO Malaysia pada 1-20 Juli diperkirakan turun 10,8% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Kebijakan pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat di Indonesia dan Malaysia diperkirakan mempengaruhi produksi CPO. Indonesia saat ini masih menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sementara di Malaysia diberi nama Perintah Kawalan Pergerakan (PKP). Ini dilakukan untuk menekan penularan virus corona.
Indonesia dan Malaysia adalah dua produsen utama CPO dunia. Jadi saat produksi dua negara ini terganggu, maka pasokan di pasar global ikut bermasalah. Saat pasokan berkurang, wajar harga naik.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO masih punya ruang untuk naik. Saat titik resistance MYR 4.260/ton sudah tertembus, maka harga bisa melanjutkan kenaikan ke rentang MYR 4.458-4.531/ton.
“Puncak gelombang kenaikan harga ada di MYR 4.260/ton. Begitu titik itu tertembus, maka ruang penurunan semakin kecil. Bahkan harga akan semakin naik,” sebut Wang dalam risetnya.
Update Terus berita terkini di BertaiMU.co.id
[]
(trp/trp)
Demikian berita mengenai CPO Mulai Fase Bullish, Saham-saham Emitennya Merangkak Naik!, ikuti terus update berita dari kami
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210728094513-17-264200/cpo-mulai-fase-bullish-saham-saham-emitennya-merangkak-naik
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…