New York (BeritaMu.co.id) – Dolar AS naik ke level tertinggi tiga bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat upaya pelarian ke aset-aset yang lebih aman, karena investor tetap cemas tentang varian virus corona yang menyebar cepat yang dapat menghambat pertumbuhan global.
Mata uang komoditas terkait dengan selera risiko seperti dolar Australia dan Selandia Baru tertekan, karena investor memilih untuk keamanan atau tetap di luar pasar di tengah kekhawatiran baru tentang varian Delta yang sangat menular, sekarang jenis virus corona yang dominan di seluruh dunia.
Infeksi di AS telah melonjak, terutama di daerah di mana vaksinasi tertinggal.
Dolar naik ketika diferensial imbal hasil telah bergerak berlawanan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun ke level terendah lima bulan di bawah 1,20 persen pada Senin (19/7/2021) di tengah skeptisisme baru tentang rebound ekonomi yang kuat dari pandemi.
“Pergeseran ekspektasi tingkat pertumbuhan relatif melemahkan arus modal keluar dari AS dan meningkatkan daya tarik investasi berdenominasi dolar,” kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto.
“Pada saat yang sama, pelonggaran posisi spekulatif memaksa tekanan jual di pasar-pasar mata uang – mendorong dolar naik,” tambahnya, dikutip dari Reuters.
Dalam perdagangan sore, indeks dolar, ukuran nilainya terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,1 persen menjadi 92,961, setelah mencapai tertinggi tiga bulan di 93,161 di awal sesi.
Data menunjukkan pembangunan perumahan baru AS naik 6,3 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 1,643 juta unit bulan lalu memiliki sedikit reaksi dari pasar valas.
“Saya percaya penguatan safe-haven dalam dolar pantas, mengingat kemajuan global telah menjadi lesu seperti apa yang tampak di kuartal pertama, jadi sekarang semua penilaian dan ekspektasi tinggi untuk pertumbuhan menjadi dipertanyakan,” kata Juan Perez, ahli strategi valas dan pedagang di Tempus Inc di Washington.
Dalam mata uang lain, euro melemah 0,2 persen menjadi 1,1780 dolar AS, setelah merosot ke 1,1755 dolar AS, terendah sejak awal April menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa pada Kamis (22/7/2021).
Pound Inggris juga termasuk di antara top losers, dengan mata uang tersebut turun 0,4 persen menjadi 1,3607 dolar AS, karena “hari kebebasan” Boris Johnson – mengakhiri lebih dari satu tahun pembatasan penguncian COVID-19 di Inggris – dirusak oleh lonjakan infeksi.
Dolar Australia turun ke level terendah sejak akhir November dan terakhir melemah 0,2 persen pada 0,7331 dolar AS.
Kerugian Aussie berbasis luas karena risalah pertemuan kebijakan bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia, bulan ini dilihat oleh beberapa ekonom sebagai tanda bahwa bank sentral dapat membalikkan keputusan untuk mengurangi stimulus.
Di pasar mata uang kripto, Bitcoin merosot ke level 29.296,39 dolar AS, level yang tidak terlihat sejak 22 Juni. Terakhir jatuh 3,4 persen pada 29.779 dolar AS. Rivalnya Ether turun 1,5 persen menjadi 1.789,32 dolar AS.
Beritamu.co.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan P. Roeslani,…
Beritamu.co.id - Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko menginformasikan tiket kereta api…
Beritamu.co.id - Jap Astrid Patricia selaku Komisaris PT Prima Globalindo Logistik Tbk (IDX: PPGL)…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Lembaga Keuangan…
Beritamu.co.id - PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) kembali hadir dalam KPR BRI Property…
Beritamu.co.id - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group) (IDX: DOID), melalui anak…