BeritaMu.co.id –
Foto Source: tribunnews
Sepakbola Asia mungkin masih kalah pamor dengan sepakbola Eropa maupun Amerika Latin. Negara-negara dari kedua benua tersebut kerap menghasilkan pemain-pemain kelas dunia dengan skill di atas rata-rata. Meski demikian bukan berarti sepakbola di benua lain, seperti Asia, tidak memiliki perhatian yang cukup. Bila Eropa memiliki UEFA, Asia sendiri memiliki The Asian Football Confederation (AFC) sebagai induk organisasi yang mengatur sepakbola.
AFC sendiri mengalami sejarah yang pasang surut sejak awal
pendiriannya. Pertama kali didirikan oleh 14 negara termasuk Indonesia pada 8
Mei 1954 di Filipina, AFC tidak memiliki markas tetap laiknya UEFA yang
bermarkas di Swiss. Pada tahun 1965, AFC memindahkan sekretariatnya dari Hong
Kong ke Kuala Lumpur. Meski demikian AFC tidak memiliki gedung permanen milik
sendiri.
Pada tahun 1978, AFC menumpang di gedung milik Asosiasi Sepakbola
Malaysia. Selanjutnya pada tahun 1995, AFC pindah ke kantor Dewan Olimpiade
Malaysia. Setahun sebelumnya, tepatnya pada 13 Mei 1994, baru muncul usulan
bahwa AFC harus memiliki gedung sendiri di Kuala Lumpur. Usulan tersebut
diajukan dalam forum Kongres AFC.
Presiden AFC saat itu, Sultan Ahmad Shah, kemudian membeli tanah
seluas lima hektar pada tahun 1997 di kawasan Bukit Jalil, yang berjarak
sekitar 20 menit di sebelah selatan Kuala Lumpur. Saat itu, pemerintah Malaysia
tengah mengembangkan kawasan Bukit Jalil sebagai kota metropolitan untuk
menyiapkan event Commonwealth Games
XVI tahun 1998. Event tersebut
merupakan pesta olahraga bagi negara-negara persemakmuran Kerajaan Britania, di
mana Malaysia saat itu menjadi tuan rumah. Bukit Jalil sendiri kemudian menjadi
lokasi stadion utama Malaysia.
Gedung tersebut akhirnya selesai dan diresmikan pada 17 Mei 2000.
Bangunan tiga lantai tersebut adalah sekretariat milik AFC yang pertama kali
sejak berdiri tahun 1954. Upacara peresmian tersebut dilakukan dengan mewah
dengan dihadiri oleh Raja Malaysia, Perdana Menteri Malaysia, perwakilan
pimpinan organisasi-organisasi induk sepakbola dunia, dan sebagainya.
Selama dua dekade berikutnya, gedung tersebut tetap menjadi markas
AFC. Tujuan AFC jelas: mengembangkan baik standar maupun kualitas sepakbola di
benua Asia. Pada Januari 2016, AFC merilis visi misi yang menggambarkan ambisi
untuk memajukan sepakbola seluruh daratan Asia. Motto AFC sendiri cukup lugas:
“One Asia, One Goal”. Hal tersebut juga berimplikasi pada perluasan sekretariat
yang dinilai sudah terlalu kecil untuk mengurus sepakbola Asia yang terdiri
dari puluhan negara. Perluasan tersebut dilakukan dengan membangun
infrastruktur modern. Salah satunya adalah akademi wasit AFC yang berfungsi
untuk mencetak wasit-wasit Asia berkelas dunia.
Saat ini AFC telah memiliki 47 anggota asosiasi, mulai dari negara-negara di Asia Utara, Selatan, Tenggara hingga Australia. Presiden AFC sendiri dijabat oleh Salman bin Ibrahim al-Khalifa dari Bahrain dengan Sekretaris Jenderal-nya Dato’ Windsor John.
AFC sendiri menyelenggarakan sejumlah kompetisi internasional
seperti Piala Asia dan Piala Asia Wanita. Kedua kompetisi ini diselenggarakan
setiap empat tahun sekali. Hal ini mirip dengan kompetisi Euro atau Piala
Eropa. Selain itu AFC juga menyelenggarakan babak kualifikasi untuk Piala
Dunia, Piala Dunia Wanita, berbagai kompetisi di berbagai level usia dan cabang
olahraga sepakbola dalam Olimpiade Musim Panas. Selain sepakbola, AFC juga
menyelenggarakan Piala Futsal Asia dan Piala Sepakbola Pantai.
Untuk level klub, AFC juga menyelenggarakan Liga Champions Asia
dan AFC Cup. Format ini juga mirip dengan Liga Champions Eropa dan Liga Europa
yang diselenggarakan oleh UEFA. Liga Champions Asia sendiri sudah dilaksanakan
sejak tahun 2002-2003. Sementara Piala AFC dimulai sejak 2004. Lima negara Asia
yang menempati posisi teratas dalam ranking dunia per Juni 2019 adalah: Iran,
Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Sementara untuk kategori wanita secara
berturut-turut dipuncaki oleh Australia, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan,
dan Tiongkok.
Masih sama seperti UEFA, AFC juga memberikan peringkat bagi
klub-klub di Asia berdasarkan poin yang mereka kumpulkan dalam performa baik di
liga domestik maupun internasional. Klub Arab Saudi Al-Hilal merupakan pemuncak
dari daftar tersebut. Selanjutnya Al-Ain dari Uni Emirat Arab dan Guangzhou
Evergrande dari Tiongkok menempati urutan kedua dan ketiga. Dua klub asal Korea
Selatan, FC Seoul dan Jeonbuk Hyundai Motors menempat urutan keempat dan
kelima. Sementara itu ada juga beberapa pesepakbola Asia yang menjadi Hall of
Fame dari AFC, diantaranya adalah Harry Kewell, Ali Daei, Sami Al Jaber, dan
Homare Sawa.
Sumber : https://Beritamu.co.id/sejarah-afc-induk-organisasi-sepakbola-asia/7150/
Beritamu.co.id - Broker yang menjadi bagian dari Doo Group, Doo Financial, berekspansi ke Indonesia…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pertemuan bilateral dengan Financial Supervisory Service (FSS)…
Beritamu.co.id – Sinar Mas Land melalui Digital Hub dan Living Lab Ventures (LLV) sukses…
Beritamu.co.id – Harga Bitcoin terus melambung melewati level USD 93,000, dengan kapitalisasi pasar menembus…
Beritamu.co.id - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (IDX: DMMX) dengan bangga memperkenalkan solusi ritel…
Beritamu.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga posisi September 2024, penyaluran kredit UMKM…